top of page
Search

Kontroversi Kebijakan Baru Unity Engine


Unity kebakaran jenggot! HRD sarankan jauhi perusahaan ini, jobseekers!

Kebijakan baru Unity Engine bikin ribut! Apa kabar, jobseekers? Cari kerja dalam bentuk peluang bisnis bersama Headhunter memang seru, tapi hati-hati! Jangan buat kontroversi seperti Unity!


Simak penjelasannya di bawah…

 

Unity Itu Apa?


Bagi kamu yang belum tahu, Unity adalah software di mana kamu bisa bikin game secara gratis! Segala program dan tutorial disediakan, jadi yang penting rajin!


Kalau game buatanmu jadi dan sukses, baru kamu dikenai biaya royalty oleh Unity. Skema ini sukses dipakai developer game besar maupun indie, dan semua untung!


Tapi semua berubah ketika negara api- ehem, kebijakan baru Unity menyerang …

 

Kebijakan Baru Unity Engine

Kebijakan baru Unity Engine yang memicu kontroversi ini bernama ‘Unity Runtime Fee’.


Kalau sebelum ini pembuat game yang memakai Unity hanya membayar royalty kalau sukses, aturan baru ini memberi biaya install game mulai tanggal 1 Januari 2024! Seperti apa?


Tidak peduli game kamu sudah sukses atau belum, tidak peduli kamu itu developer indie tanpa modal, kebijakan ini mewajibkan kamu membayar setiap install!


Jadi walau game kamu tidak dimainkan atau langsung dihapus, setiap ada yang install, kamu dikenai biaya sesuai paket Unity yang kamu pakai!


Biayanya gak main-main: sekitar 0,2 Dollar AS per install, atau sekitar Rp. 3000,-. Kalau ada 1000 orang saja yang install, kamu harus bayar sekitar 3 juta rupiah!


Baru rilis game, belum untung, tapi sudah harus bayar jutaan!? Tidak heran protes dan ancaman boikot Unity bermunculan karena dampak negatifnya!


Apa saja dampak negatif kebijakan Unity Engine ini? Lanjutkan baca…

 

Dampak Negatif Kebijakan Baru Unity Engine Pada Developers dan Gamers


1. Biaya Install yang Mahal

Seperti disebut sebelumnya, biaya install semakin mahal jika gamenya laku. Padahal belum tentu mereka akan membeli konten berbayar di dalamnya!


2. Merugikan Game Free-to-Play

Game F2P yang gratis dimainkan, tapi memiliki opsi berbayar saat main seperti Genshin Impact, Mobile Legends, Pokemon Go, dll sangat dirugikan dengan kebijakan Unity Engine ini.


Model bisnis mereka mendapat untung dengan banyaknya jumlah pemain, baik gratis ataupun bayar. Kebijakan bayar per install akan membuat omset turun drastis!


Kasus terburuknya, jumlah pemain terpaksa dibatasi sehingga engagement menurun dan gamenya bangkrut! Seperti contoh fake screenshot berikut…


Ini fanmade, tapi bisa jadi REAL kalau Unity gak tobat!

Gamers gak bisa main, developers kehilangan pemain. Semua rugi! Seram banget, ‘kan?


3. Mematikan Developer Kecil dan Indie

Developer besar seperti Mihoyo, Aniplex, EA, Niantic, dsb sudah sukses dan mungkin bisa bertahan. Tapi bagaimana dengan developer kecil dan indie?


Mereka baru mulai bikin game dengan modal seadanya, karena mengira Unity gratis sampai mereka bisa untung besar… Tapi tidak lagi!


Kalau game mereka laku didownload, malah rugi! Solusi satu-satunya adalah membuat game mereka berbayar sejak awal. Sulit untung kalau dipaksa begini!


4. Mudah Disalahgunakan

Karena dihitungnya per install, siapa pun bisa membuat kamu bangkrut dengan install dan uninstall berulang-ulang! Ini belum menghitung game demo dan bajakan…


Protes Unity Engine pun bermunculan dari semua pihak! Melihat itu, Unity minta maaf dengan:

 

‘Klarifikasi’ Unity, Bak Kebakaran Jenggot


Setelah kena kritik dari segala arah, Unity memberi ‘klarifikasi’ kalau semua ini hanya ‘salah paham’.


Misalnya, biaya dikenakan untuk jumlah tertentu, yakni 200.000 install dan keuntungan 100.000 Dollar AS. Biaya juga tidak dikenakan untuk game demo atau bajakan, dll.


Hasilnya? TIDAK ADA YANG PERCAYA! Mulai dari cara Unity minta maaf dengan dalih ‘salah paham’ dan memberi ‘patokan jumlah’, semua hanya terdengar seperti alasan.


Para developer game tanpa ragu ingin hengkang dari Unity. Entah dengan menghapus game mereka sebelum 1 Januari 2024, beralih ke game engine lain, dsb.

 

Sekian penjelasan kontroversi Unity oleh Kessler Executive Search! Protes Unity Engine ini jadi pelajaran bagi kita: konsumen tidak bodoh.


Boikot Unity Engine terjadi karena Unity meremehkan konsumen. Mereka hanya fokus soal untung, dan mengabaikan image perusahaan.


Harusnya Unity adalah tempat aman di mana setiap calon developer game bisa bebas berkreasi, tanpa terbebani soal biaya. Setidaknya, sampai mereka sukses!


Tapi kepercayaan yang sudah dibangun bertahun-tahun hancur dalam sekejap, hanya karena Unity ingin uang lebih. Keserakahan menghancurkan segalanya!


Ini pesan recruiter Kessler Executive Search untuk kamu: dalam cari kerja atau bisnis, hargai konsumen!


Sumber:

53 views0 comments

Comments


bottom of page