top of page
Search

Investasi vs Trading Saham, Lebih Untung Mana?


"Dari Investasi dan Trading saham, Headhunter sarankan pilih yang sesuai budget dan cara kerja kamu."

Bagusan Investasi atau Trading? Kalau dengar kata ‘investasi’, yang kebayang itu ngurus angka ribet. Benar, tapi gak segitunya! Buat kamu yang bosan kerja atau cari kerja pakai jasa Recruiter, investasi dan trading saham bisa jadi alternatif pemasukan!



Lah, investasi dan trading memang beda? Lebih untung mana? Simak perbedaannya di artikel ini, yuk?

 

Investasi vs Trading Saham, Lebih Untung Mana?


Investasi dan trading saham adalah kegiatan menanamkan sejumlah uang dalam suatu bidang ekonomi, agar nilainya berkembang dan menghasilkan keuntungan.


Perbedaan keduanya antara lain:


Jangka Panjang vs Jangka Pendek

Investasi saham adalah kegiatan jangka panjang. Saham yang dibeli mahal dan tidak mudah cair, tapi begitu berhasil keuntungannya sangat besar!


Untuk itu, mereka tidak bisa sembarangan beli. Perlu penelitian jenis saham yang dibeli, potensi, jangka waktu berkembangnya, resiko jangka panjang, dll.


Jangka waktunya bisa sebulan atau bahkan setahun! Lama, tapi keuntungannya sangat besar!


Sebaliknya, trading saham itu jual-beli aset jangka pendek! Trader cukup melihat situasi pasar saat itu, beli saham saat murah, lalu segera dijual lagi saat harganya naik.


Jangka waktunya singkat: paling lama seminggu, paling cepat 15 menit! Nilai sahamnya kecil, tapi mudah dicairkan jadi uang.


Selama rajin cek kondisi pasar dan cekatan jual-beli saham, trading bisa sangat menguntungkan!


Nanti vs Sekarang

Seperti yang dibahas tadi, investasi saham itu perlu waktu lama agar mendapat keuntungan. Trading saham jauh lebih cepat, tapi untungnya lebih sedikit.


Kalau kamu gak sabaran atau aktif, pilihlah trading. Kalau kamu teliti dan sabar, pilihlah investasi!


Simpan vs Jual

Investasi saham itu mencari keuntungan dengan melihat masa depan. Misalnya tanah X sekarang kosong, tapi bakal ramai pembeli nanti saat pembangunan kota selesai.


Investor saham akan melihat peluang semacam itu dan menaruh uang mereka untuk saham tersebut sejak harganya masih murah!


Mereka takkan ragu merawat aset dengan bersih-bersih atau renovasi sampai 1 tahun, selama dinilai menguntungkan. Biayanya mahal, tapi mereka percaya keuntungannya nanti.


Trading saham itu melihat kondisi sekarang saja. Sekarang murah? Beli! Sudah jadi mahal? Jual!


Trader terbiasa melihat harga saham naik-turun dan tahu kapan waktu tepat untuk jual-beli. Mereka bisa memanfaatkan kesempatan dengan baik!


Kerja Sama vs Sendiri

Setelah menjaga aset yang dibeli tetap terawat dan bernilai tinggi, investor perlu mencari pembeli! Karena aset mereka besar (tanah, rumah, apartemen, dll), tidak bisa dijual begitu saja.


Prosesnya tidak mudah, karena harga jualnya bisa jatuh bila salah pilih pembeli. Ada pula resiko nilai aset turun, sehingga tidak ada yang mau beli!


Trader gak perlu khawatir soal pembeli. Aset mereka itu sifatnya cair dan kecil, jadi bisa dijual kapan saja tanpa resiko gak laku.


Kualitas vs Kuantitas

Investor itu melihat garis besar dari kualitas suatu aset, bukan sekali jual selesai.


Punya saham tanah? Nanti bisa dijual mahal buat yang mau bikin rumah. Oh, daerah sekitar rumah bisa jadi kebun atau tempat parkir! Masih ada ruang kosong? Bangun penyewaan kos-kosan!


Satu saham besar investor bisa berkembang jadi banyak produk, selama nilainya tinggi dan kualitasnya dijaga dengan perawatan berkala!


Buat Trader, sekali jual ya sudah. Beli tanah murah? Gak usah peduli ukurannya kecil atau gak subur; begitu ada yang nawar harga tinggi, jual!


Gak perlu repot merawat aset, tapi untungnya relatif kecil.

 

Sekian perbedaan investasi dan trading saham. Cara manapun baik, selama kamu rajin dan berencana dengan matang!


Perlu aset tenaga kerja? Layanan Outsourcing Kessler Executive Search siap membantu!


81 views0 comments

Comments


bottom of page