top of page
Search

Apa Itu Toxic Positivity? Ini 5 Ciri-Ciri Orangnya!


"Headhunter dan Recuiter nggak akan merekrut orang di sebelah kanan ini."

Dalam pekerjaan, toxic positivity itu bahaya! Stress kerja itu pasti selalu ada di setiap bidang pekerjaan, apalagi setelah melalui masa pandemi dan memasuki kondisi new normal saat ini. Baik dengan rekan kerja, boss, atau keluarga di rumah, resiko konfilk akan selalu ada. Sayangnya, penyebab utama konflik seringkali bukan karena kamu kelelahan, tapi komentar tidak sensitif orang lain. Mungkin niatnya baik, tapi salah langkah dan jadi ‘toxic positivity’!



Apa itu ‘toxic positivity’ atau ‘positif palsu’? Misalnya kamu sedang marah, sedih, atau cemas soal kerjaan. Lalu orang tua / pacar / teman datang menghibur, tapi dengan kata-kata semacam:


“Soal gitu aja marah, kalau aku sih stay cool!”

“Cowok kok nangis? Senyum aja, nanti juga beres!”

“Makanya, jadi orang tuh harusnya lebih kayak si A…”


Maksudnya menghibur, tapi pilihan katanya seolah menyalahkan. Kamu dilarang sedih atau marah, dan dipaksa berwajah bahagia. Biar gak terperangkap sama orang tidak sensitif begini, kami beri tahu 5 ciri orang dengan toxic positivity di bawah!

 

5 Ciri Orang Dengan Toxic Positivity


1. Menghakimi

Begitu orang dengan toxic positivity melihat kamu muram, mereka akan bertanya kenapa. Tapi setelah kamu jawab “Ada masalah di kantor,” atau semacamnya… BUM! Bukannya bertanya lebih detil dan mendengarkan curhatmu, mereka bersikap sok bijak dan menasehati tanpa henti.


2. Menolak Emosi Negatif

Dengan menangis, murung, atau marah, kamu mengeluarkan emosi negatif supaya tubuh dan pikiranmu bisa segar kembali. Jadi kalau tiap orang termasuk kamu itu punya fase ‘mewek’, itu wajar kok! Justru terlalu lama menahan emosi negatif dalam hati itu gak sehat! Yang penting jangan berlarut-larut atau melampiaskannya ke orang lain.


Tapi orang dengan toxic positivity itu menolak semua emosi negatif. Bagi mereka, kamu harus selalu terlihat bahagia dan banyak senyum, meski sedang depresi. Nggak sehat banget!


3. Banyak Larangan

Karena toxic positivity itu menolak emosi negatif, jadinya orang-orang yang menganut mindset ini melarang ini itu. Nggak boleh nangis, nggak boleh marah, nggak boleh cemberut, dll. Setiap hari, 24 jam, di semua tempat, bahkan saat sedang sendirian! Memang militer, bos?


4. Asal Bicara

Oke, mungkin teman kamu itu gak sok menasehati atau banyak melarang. Mungkin mereka banyak senyum dan mencoba menghiburmu dengan halus. Bukan toxic positivity, dong? Belum tentu… Apa kata-katanya seperti ini?


“Gaji kamu dipotong? Jangan sedih, toh masih lebih tinggi dari gaji kuli.”

“Masih syukur punya kerjaan, bung. Nanti kayak di Dodi yang kena PHK lho!”

“Diputusin si Ani, ya? Maklum aja, dia maunya yang ganteng.”


Mereka bicara dengan senyum lebar dan nada lugu, tapi pilihan katanya menyerang hatimu. Karena mereka orangnya sudah positif, jadi tidak mengerti perasaan orang yang down kayak kamu.


Akibatnya, mereka asal bicara dan memperburuk keadaan. Memang niatnya baik, tapi dampaknya malah merusak.


5. Bukan Tentang Kamu

Mungkin kamu sabar menghadapi toxic positivity, dengan dasar ‘toh niatnya baik, ingin menghibur saya’. Ups, sayangnya banyak orang menyebar toxic positivity bukan dengan niat menolong, tapi kepuasan pribadi. Parahnya, mereka sering tidak menyadarinya!


Mereka merasa ‘aku menolong teman’, tapi kenyataannya gak mau repot-repot mikir dan asal bicara. Merasa ‘aku ngomong begini buat dia kok’, tapi sebenarnya melampiaskan amarah pribadi. Jangan sampai jadi kayak gini, ya!

 

Sekian pengertian dan ciri-ciri orang dengan toxic positivity! Kirim CV dan Resume kamu ke Kessler Executive Search untuk lowongan kerja dan karir yang positif tanpa toxic positivity! Jauhi stress kerja dan orang tidak sensitif di masa new normal!


Sumber: idntimes.com

136 views0 comments

Comments


bottom of page