top of page
Search

5 Tips Cara Mengatasi Boss Emosional


"Headhuter, boss aku emosian melulu nih! Tolong bantu aku cari kerja baru!"

Boss aku emosian, gimana nih!? Di masa new normal yang sulit ini, banyak orang masih sibuk cari kerja dengan bantuan Headhunter dan Recruiter. Namun ada kalanya kesulitan pekerjaan itu bukan dari tugas yang kita lakukan, tapi tekanan atasan! Boss yang disiplin itu wajar, tapi gimana kalau tiba-tiba marah tanpa peringatan? Namanya boss emosian!



Banyak jenis boss emosian, tapi intinya sama: kamu gak tahu kapan dia akan ‘meledak’, sehingga di kantor adanya selalu merasa was-was. Khusus untuk kamu, kami kasih tips menghadapi boss emosional supaya gak stress!

 

5 Tips Cara Mengatasi Boss Emosional


1. Sabar

Langkah terbaik saat ‘kena semprot’ atasan yang emosional adalah bersabar. Apapun yang boss katakan, terima saja dengan lapang dada. Jawab seperlunya dengan ringkas, tanpa terlihat kesal atau marah.


Memang pasti sakit, jadi sasaran omelan tanpa alasan, tapi sabar ya. Kalau si boss sudah meletup, usaha apapun percuma dan hanya memperburuk keadaan, jadi tahan diri untuk tidak marah atau menyela omongannya sampai beliau pergi.


2. Pahami Situasinya

Setelah tahu bagaimana boss-mu bisa ‘meledak’ secara ajaib, saatnya berpikir. Kenapa si boss jadi emosi? Apa karena kesalahan kamu? Atau memang tanpa alasan?


Kalau memang salahmu, minta maaf di saat yang tepat atau perbaiki sikap dan kinerja kamu di kantor. Kalau tanpa alasan, jangan diambil hati dan abaikan saja.


3. Bersikap Dewasa

Mungkin lama kelamaan kesabaran kamu habis, apalagi kalau kamu jadi sering target pelampiasan boss.


Saat ini, ingat satu hal: kamu ini orang dewasa yang sudah bekerja! Nah, si boss yang emosinya meletup ini tidak bisa disebut ‘orang dewasa’, bukan?

"Aku gak akan emosian seperti si boss. Aku lebih baik dari itu."

Si boss yang gak bisa mengendalikan emosinya adalah ‘anak kecil’ ngambek. Karena itu, kamu harus jadi ‘orang dewasa’ dan bersabar agar pekerjaan tetap jalan.

Jangan ikut marah seperti si boss; kamu bisa lebih baik dari itu. Kamu yang bisa bersikap dewasa lebih baik dan patut dipuji. Be the bigger person.


Selalu ingat pedoman ini, dan kamu pasti bisa bertahan. Yang penting jangan bilang ke si boss soal ini ya (anak kecil ngambek gak bisa dibilangin!); cukup simpan dalam hati kamu aja.


4. Minta Masukan

Nanti pasti kamu terbiasa dan bisa menjalani hari-hari di kantor dengan selamat. Tapi, ada kalanya sikap merusak ini menyebar ke dalam dan luar kantor, sehingga mengancam eksistensi perusahaan.


Kalau sudah begini, sebaiknya kamu cari waktu untuk konsultasi dengan HRD dan rekan kerja secara pribadi (tanpa si boss). Apa solusinya? Ubah sikap si boss, atau ganti si boss?


Bukannya ingin si boss dipecat, tapi kalau begini terus, lingkungan kerja akan jadi toxic dan perusahaan bakal bangkrut.


5. Resign

Kalau segala usaha sudah kamu lakukan tapi hasilnya nihil, lebih baik resign! Kecuali ada alasan khusus untuk menetap (bukan gaji ya), kamu hanya membuang waktu dan energi dengan terus bekerja di sana.


Resign baik-baik, lalu cari lowongan pekerjaan baru. Yang penting kamu sudah berusaha membantu selama bekerja di sana; nasib perusahaan itu ke depannya bukan masalahmu lagi.


Ingat, kamu bekerja untuk diri sendiri dan keluarga sendiri. Jangan memaksakan diri tinggal di lingkungan kerja toxic hanya karena kasihan.

 

Sekian tips cara mengatasi boss emosional! Namanya boss yang seenaknya begitu memang bikin kesal, tapi abaikan saja dan fokus ke hidupmu sendiri.


Perlu bantuan cari kerja? Kirim CV dan Resume kamu ke Kessler Executive Search untuk dapat lowongan kerja terbaru dengan boss yang rasional! Jangan menyerah untuk bekerja di masa new normal!


Sumber: kompas.com

115 views0 comments

Comments


bottom of page